Wapres Jusuf Kalla (JK) mengaku, Indonesia banjir pujian dan apresiasi atas keberhasilannya dalam mengatasi masalah sosial dan kemiskinan. Hal itu dirasakan JK saat menghadiri sejumlah agenda di sela Sidang Umum PBB ke-73 di New York.
Dalam acara di forum internasional itu, seperti dikutip news.detik.com (27 September 2018), Indonesia disebut-sebut Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menjadi role model dalam soal poverty saat pertemuan tingkat tinggi bersama Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (Ecosoc) di Markas PBB New York.
Anehnya, ketika banyak tokoh dunia mengapresiasi keberhasilan ekonomi Indonesia, kata JK, di dalam negeri sendiri justru dikritik kanan-kiri.
Pernyataan JK ada benarnya. Banyak kalangan menilai, salah satu handicap politik Jokowi terletak pada soal ekonomi. Itulah sebabnya, lawan politik Jokowi selalu menjadikan ranah ekonomi sebagai sasaran kritik dan serangan.
Pernyataan JK ini tentu bisa menjadi tamparan yang cukup telak bagi cawapres Sandiaga Uno yang kerap menyerang Jokowi lewat Isu ekonomi sulit, angka pengangguran terus merangkak, harga sembako melambung, atau maraknya seribuan tenaga kerja asing (TKA) hingga membikin hidup rakyat susah.
Repotnya, serangan Sandi dinilai tak berbasis data. Ia diduga kerap menggunakan klaim kebenaran lewat pengakuan fiktif emak-emak untuk mengesankan bahwa Indonesia sedang darurat ekonomi.
Kritik bahwa uang Rp100 ribu hanya dapat bawang dan cabai atau tempe setipis kartu ATM akibat mahalnya harga kedelai, toh terbukti hanya sekadar gimmick dan klaim sepihak sebagai instrumen politik untuk menghantam Jokowi dengan kemasan bahasa yang santun dan lembut. Begitulah cara cawapres kita Sandiaga Uno dalam berpolitik. ***
Baca Sumber



