Pengamat politik Hendri Satrio menyampaikan pandangan politiknya terhadap perkembangan politik Indonesia saat ini. Dalam survey yang dilakukannya bersama Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mengatakan, Jokowi bisa tidak mendapatkan kendaraan politik di Pilpres 2019 karena dia bukan elite politik partai.
"Kemudian apakah Golkar pasti akan mengusung Jokowi kalau kemudian nol persen? Belum tentu juga. Golkar kan pasti akan melihat apa yang terjadi dengan PDIP, sebagai kader PDIP Jokowi kan lebih nyaman bersama Golkar, kan itu untuk parpol bukan suatu preseden yang bagus juga," ucap Hendri. Dilansir dari jpnn.com (22/06/2018).
jpnn.com (22/06/2018)
Lebih lanjut Hendri mengatakan, satu-satunya partai yang mungkin konsisten di barisan pendukung Jokowi, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menurutnya tidak punya apa-apa.
"Mereka enggak punya kader, mereka enggak punya calon, garis politiknya juga lebih ke perusahaan swasta. Ya calon satu-satunya nebeng nama besar Jokowi lah," tambah Hendri.
Hal tersebut dikatakan Hendri saat berbincang dengan media online (jpnn.com) mengenai kemungkinan bila MK mengabulkan permohonan judicial review Pasal 222 Undang-undang 17 Tahun 2017 tentang Pemilu, di Jakarta pada Jumat (22/6).
Menurutnya, perubahan peta koalisi jelang Pilpres 2019 mungkin saja terjadi bila Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan soal ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) menjadi nol persen. Jika itu terjadi, Partai Golkar pun belum tentu mendukung Joko Widodo.
Dalam artikel lainya, jpnn.com (22/06/2018) menulis tentang survey yang dilakukan oleh Hendri Hendri bersama Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) beberapa waktu lalu, dalam tulisan tersebut Hendri mengatakan Habib Rizieq disebut pemimpin umat.
jpnn.com (22/06/2018)
"Posisi Habib Rizieq di urutan teratas saat kami menanyakan siapa pemimpin umat saat ini," ucapnya. Dilansir dari jpnn.com (22/06/2018).
Menurutnya, nama Habib Rizieq bahkan mengalahkan Aa Gym, Ustaz Abdul Somad, Tuan Guru Bajang, Syafii Ma'arif, Ma’aruf Amin, Joko Widodo, dan sejumlah nama lain.
Sumber: jpnn.com (22/06/2018)
